ARTIKEL
BELAJAR
SAMBIL BERMAIN ATAU BERMAIN SAMBIL BELAJAR
OLEH:
RASID MAULANA SIDIQ
Konsep pendidikan memanusiakan manusia dengan prinsip belajar sambil bermain
nampaknya kurang tepat diterapkan untuk tingkat Sekolah Lanjutan Pertama ( SMP
) dan Sekolah Lanjutan Tingkat atas ( SMA ).Karena konsep belajar sambil
bermain iini diterapkan untuk Pendidikan Tingkat Kanak-kanak (TK) dan
Sekolah Dasar ( SD ),sedangkan untuk tingkat SMP,dan SMA konsep yang harus
diterapkan adalah Bermain sambil belajar.Perbedaan kalimat ini memang dirasakan
sepertinya kurang berarti namun kalau kita selidik dan kaji lebih dalam
ternyata mengandung makna yang sangat berbeda sekali .Konsep Belajar sambil
bermain cenderung mengarah kepada memanjakan anak didik dengan memperbanyak
permainan yang menyenangkan sehingga suasana pembelajaran dirubah kedalam
bentuk permainan yang terkadang keluar letupan-letupan ucapan yang
kurang baik dan wajar diucapkan seorang anak didik.Hal ini terjadi karena
kemampuan daya talar yang mereka miliki belum sampai kepada persoalan yang
diinginkan.Sedangkan konsep bermain sambil belajar lebih mengarah kepada
pendewasaan daya pikir dan daya talar siswa sehingga siswa memiliki kemampuan
untuk mengintegrasikan sesuatu apa yang mereka lihat,mereka rasakan,mereka
lakukan dalam kehidupan sebagai wahana pembelajaran yang perlu
diamati,dihayati,dipahami,bahkan dijadikan konsep pengetahuan baru yang berguna
serta dapat dikembangkan untuk orang lain.Sebagai contoh :”Siswa dapat berdiri
tagak karena mereka memiliki kaki lebih besar dari pada tanganya.”Ini merupakan
pembelajaran yang dapat diintegrasikan bahwa untuk dapat hidup dengan baik maka
pendapatan harus lebih besar dari pada pengeluaran .Karena pendapatan adalah
hal yang menompang kehidupan manusia sehingga semakin besar pendapatan yang
dimiliki,semakin kuat kehidupanya.lebih jauh dapat diungkapkan bahwa semakin
tinggi ilmu seseorang ,semakin kuat pula daya tahan kehidupan orang itu
.Sedangkan konsep Belajar sambiil bermain lebih cenderung bagaimana menciptakan
suatu pembelajaran kedalam permainan nampaknya disini guru ditungtut untuk
mampu menciptakan pembelajaran ke dalam permainan sehingga akibatnya guru
menguras habis pemikiranya untuk itu saja yang terkadang hasilnya belum tentu
berhasil sesuai dengan apa yang diinginkan.Hal lain konsep belajar sambil
bermain identik dengan menyuruh anak didik untuk lebih banyak bermain
daripada belajar hal ini dapat berakibat lamanya terbentuk sifat kekedewasaan
seorang anak didik mengapa demikian? Perlu saya jelaskan disini bahwa :” Pada
prinsipnya anak didik sudah tahu tentang pelajaran sebagian atau seluruhnya
dari buku yang mereka baca .” setelah itu konsep praktis yang sudah mereka
dapat diubah di sekolah dengan pola belajar sambil bermain ,akibatnya siswa menjadi
bingung dengan demikian manakala kembali kepada konsep peljarannya ,mereka
menjadi lupa bahkan terabaikan.Sifat ini tentunya tidak diharapkan oleh bangsa
ini. Bangsa kita membutuhkan kehidupan manusia yang berpikir dewasa karena
dengan kekedewasaan daya pikir warganyalah bangsa ini akan maju. Untuk itu
konsep pendidikan yang mengandung prinsip Belajar sambil bermain hendaknya
cukup diterapkan di tingkat Sekolah Dasar dan Tingkat Kanak-kanak saja
sedangkan untuk tingkap Sekolah Lanjutan Pertama ,Sekolah lanjutan Tingkat Atas
memerlukan konsep pendidikan dengan prinsif bermain sambil belajar.Karena
konsep Bermain sambil belajar lebih menekankan kepada menciptakan pembelajaran
dari suatu permainan sehingga siswa dituntut untuk memiliki daya pikir kearah sintesis
bahkan analisis.Hal ini sengat penting demi kemajuan ilmu dan teknologi.Untuk
itu pendidikan memerlukan kesungguhan dalam penerapannya .Konsep Memanusiakan
manusia menurut aliran Humaniora bukan berarti memberikan kebebasan penuh
kepada peserta didik untuk berbuat sesuatu namun pada prinsipnya aliran ini
menekankan bahwa pendidikan lebih mengarah kepada kesadaran diri seorang
manusia yang hidup individu ,beragama,dan berinteraksi social sehingga
membutuhkan adanya integrasi yang harmonis antara diri dengan dirinya
sendiri,diri dengan penciptanya, dan diri dengan lingkunganya .Bermain membaca
diri,membaca lingkungan,dan membaca keadaan dan mengintegrasikanya sebagai
pembelajaran ini lebih baik dari pada pembelajaran yang diubah kedalam pola
permainan.
Konsep pendidikan memanusiakan manusia perlu kita kaji lebih dalam lagi. Dalam
kesempatan ini saya akan mencoba sedikit mengutarakan konsep tentang manusia
dan bagian-bagian penting yang ada dalam manusia. Menurut kitab Al-hikam jilid
III yang dikarang oleh Imam Tajudin dan disadur oleh KHS.Qudratullah
diungkapkan bahwa manusia terdiri dari 3 unsur yaitu ; Jasmani,Rohani,dan
nyawa.Jasmani adalah wujud kasar soft ware sedangkan Rohani adalah wujud halus
atau hardware dan nyawa laksana lemperekat yang menempelkan Rohani dengan
Jasmani. Lebih lanjut diungkapkan bahwa kehidupan jiwa seseorang tergantung
kepada kehidupan rohaninya,dan kehidupan rohani seseorang tergantung kepada
hatinya,dan kehidupan hati sangat dipengaruhi oleh otaknya.Kalau kita kaji dari
uraian di atas jelas bahwa kehidupan otak sangat berpengaruh kepada kehidupan
hati selanjutnya kehidupan hati akan mempengaruhi rohaninya yang kemudian
mempangaruhi kehidupan jiwanya.dan kehidupan jiwa inilah yang Nampak pada
kehidupan manusia baik dirinya maupun dalam lingkunganya.Kalau kita lihat dari
sini jelas bahwa pendidikan hendaknya lebih mengarah kepada menghidupkan hati
anak didik dengan pengenalan ilmu dan kehidupan yang terarah dan berusaha
semaksimal mungkin untuk tidak meracuni kehidupan otaknya dengan hal-hal yang
dapat menimbulkan kebiasaan negative .Misalnya kebiaan bermain-main atau
berleha-leha adalah salah atau manja merupakan salah satu sifat yang kurang
baik untuk ditanamkan pada diri anak didik.Selain itu diungkapkan bahwa belajar
merupakan usaha sadar guna membentuk karateristik peserta didik kepada karakter
menusia seutuhnya.yang memiliki sifat dasar ingin bebas/merdeka,haus akan ilmu
dan pengetahuan,penuh rasa takut,ambisi,dan rasa ingin dihormati ini memerlukan
pengarahan yang tepat dan benar bahwa disamping itu semua ada keterbatasan dan
keharusan yang mutlak untuk diakui secara bersama.Misalnya sebagai warga negara
memiliki keharusan untuk mencintai negaranya sendiri,wajib menjunjung tinggi
bangsanya,wajib mengakui falsafah negaranya,wajib mengakui dan mentaati hukum
negaranya dan lain sebagainya yang kesemuanya ini bersifat mengikat dan memaksa
warga negara untuk tunduk.Dengan demikian hak kemerdekaanya dibatasi oleh
kepentingan negaranya.Demikian pula halnya dengan pendidikan;selain
kebebasan-kebebasan siswanya untuk berbuat sesuatu ,namun ada yang membatasi
kebasan itu yakni peraturan yang berlaku di sekolah yang bersangkutan.Dalam
rangkap menanamkan hal ini ,siswa perlu ada pemaksaan sehingga terbentuklah
karakter yang disiplin,tekun,ulet,berbudi pekerti luhur ,taqwa,dan saling
menghormati satu sama lainya.Untuk memperoleh informasi semacam ini ,peserta
didik harus bermain melihat lingkungan disekitar,bermain menelaah
lingkungan,bermain mengkaji lingkungan dan akhirnya bermain turut serta
berperan aktif dengan lingkungan yang akhirnya didapatlah suatu pembelajaran
yangsa ngat berarti pada kehidupanya.atau dalam kata lain terbentuklah manusia
yang cerdas.